PT Fawz Finansial Indonesia
NEWSLETTER
01 Desember 2023
16 November 2023 | 1 Desember 2023 | Perbedaan | % | |
IHSG | 6.958 | 7.081 | 123 | 1.80% |
LQ45 | 920 | 930 | 10 | 1.10% |
EIDO | 21.6 | 212.8 | 0.2 | 0.90% |
Japan Nikkei 225 | 33.52 | 33.487 | -33 | -0.10% |
Shanghai CI | 3.073 | 3.03 | -43 | -1.40% |
Dow Jones | 34.991 | 35.951 | 960 | 2.70% |
Nasdaq | 14.104 | 14.226 | 122 | 0.90% |
Emas | 1.963 | 2.038 | 75 | 3.80% |
TikTok Dikabarkan Bakal Gaet Tokopedia, Saham GOTO Siap Melaju?
Salah satu strategi TikTok untuk kembali berbisnis Indonesia adalah dengan bekerja sama dengan perusahaan e-commerce yang ada di Indonesia. TikTok pun sebelumnya dikabarkan tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan lima perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia, termasuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) atau Tokopedia, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli (BELI).
Namun baru-baru ini, TikTok dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) atau Tokopedia dalam bentuk perusahaan patungan alias joint venture. Lantas, apa dampaknya bagi GOTO apabila TikTok jadi bermitra dengan Tokopedia?
Menurut data dari Momentum Works, Indonesia menjadi pasar TikTok Shop dengan nilai Gross Merchandise Value (GMV) mencapai 2,6 miliar dolar AS. Meskipun GMV TikTok Shop masih kecil dibandingkan dengan GMV Tokopedia pada 2022 sebesar 18,7 miliar dolar AS, namun pertumbuhan GMV TikTok Shop yang signifikan dari 600 juta dolar AS pada 2021 menjadi indikasi potensi besar jika TikTok bekerja sama dengan Tokopedia.
Merespon kabar ini, saham GOTO pun terpantau ditutup menguat 11,90% ke level Rp 90 per saham pada perdagangan hari Kamis (23/11/2023). Adapun dalam sepekan terakhir, saham GOTO juga sudah tercatat melesat 9,30%, dan dalam sebulan terakhir, saham GOTO sudah melaju lebih dari 30%. Lantas, apakah penguatan ini mampu membawa saham GOTO balik ke harga IPO nya di Rp 338?
Jika dilihat dari prospek nya, saham GOTO berpotensi diuntungkan dari tren melandainya suku bunga The Fed. Pasalnya, saat suku bunga naik, investor biasanya cenderung menghindari berinvestasi di saham teknologi, karena tingkat investasi ke saham teknologi dan startup menjadi berisiko tinggi. Meskipun begitu, para ekonom memproyeksikan bahwa The Fed pada tahun 2024 akan mulai menahan kenaikan suku bunga dan bahkan mungkin menurunkannya. Hal ini pun tentunya berpotensi menguntungkan saham GOTO.
Selain itu, GOTO juga berhasil membukukan penurunan rugi bersih sebesar 53,2% dari Rp 20.3 triliun menjadi Rp 9.5 triliun pada kuartal III-2023. Rugi bersih yang terus menurun setiap tahunnya ini pun menjadi tanda bahwa kinerja GOTO sendiri sudah mulai menunjukkan perbaikan. Bahkan, jika GOTO mampu mempertahankan tren penurunan rugi bersih pada kuartal IV-2023, maka harga saham GOTO berpotensi untuk terus meningkat, dan tidak menutup kemungkinan untuk GOTO kembali ke harga IPO nya.
Akuisisi Bank Commonweatlh, Saham NISP Jadi Tambah Menarik Buat Dikoleksi?
Bank OCBC NISP Tbk (NISP), perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan ini akan mengakuisisi 99% saham Bank Commonwealth Indonesia senilai 220 juta dolar Australia atau setara dengan Rp 2,22 triliun. Proses akuisisi ini pun diharapkan selesai pada kuartal II atau kuartal III tahun 2024 mendatang.
Aksi akuisisi ini dinilai berpotensi memperkuat serta mengembangkan skala bisnis NISP. Pasalnya, NISP bakal mendapatkan tambahan nasabah sekitar 1 juta orang dari Bank Commonwealth Indonesia. Selain itu, meskipun kondisi Bank Commonwealth mengalami kerugian, namun rasio manajemen risikonya masih terbilang baik, dengan rasio kecukupan modal sebesar 39,43% dan rasio loan to deposit sebesar 76,07%.
Adapun jika akuisisi ini rampung pada tahun depan, maka aksi akuisisi ini terjadi saat suku bunga mungkin sudah tidak akan naik lebih tinggi, dan bahkan ada kemungkinan penurunan suku bunga. Kebijakan suku bunga yang melandai ini pun menjadi katalis positif bagi saham perbankan untuk menyesuaikan margin keuntungan, sehingga memungkinkan NISP untuk menjaga laba bersih sambil melakukan transisi akuisisi dan merger.
Sementara dari segi valuasinya, saham NISP saat ini masih dinilai cukup murah dengan rasio Price-to-Earnings (PER) yang berada di kisaran 6.59x dan rasio Price to Book Value (PBV) di kisaran 0.75x. Usai pengumuman ini, saham NISP pun terpantau melesat 5,88% ke level Rp 1.170 per saham pada perdagangan hari Kamis (16/11/2023).
BI Tahan Suku Bunga, Bagaimana dengan The Fed?
Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar pada 22 dan 23 November 2023. Selain menahan suku bunga acuan, BI juga menahan suku bunga deposit facility di level 5,25% dan suku bunga lending facility di level 6,75%.
Keputusan ini pun sesuai dengan proyeksi sejumlah ekonom, dimana 25 dari 31 ekonom yang disurvei memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 6% pada pertemuan November 2023 ini, seiring dengan menguatnya mata uang Rupiah dan inflasi yang masih terkendali. Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bahwa inflasi di Indonesia pada Oktober 2023 melandai menjadi 2,56% secara tahunan. Selain itu, nilai tukar rupiah terpantau telah mengalami penguatan sekitar 2,8% sepanjang November.
Di sisi lain, The Fed juga diprediksi tidak akan menaikkan suku bunga acuannya dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada bulan Desember mendatang, seiring dengan inflasi Amerika Serikat (AS) pada bulan Oktober tercatat menurun ke level 3,2% dari bulan sebelumnya yang berada di level 3,7%.
Data inflasi yang di bawah ekspektasi ini pun dianggap oleh pasar sebagai sinyal bahwa The Fed telah menyelesaikan siklus kenaikan suku bunga. Alat FedWatch CME Group juga menunjukkan bahwa saat ini pasar bertaruh pada peluang 94,8% bahwa The Fed akan terus mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan bulan Desember mendatang.
Meskipun begitu, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memperkirakan masih ada kemungkinan suku bunga The Fed akan naik sekali lagi menjadi 5,75%. Perry pun memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed baru akan terjadi pada semester II-2024 dengan total penurunan secara kumulatif sebesar 50 basis poin (bps).
Saham yang Berpotensi Diuntungkan dari Momentum Natal dan Tahun Baru
- PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) merupakan perusahaan yang utamanya bergerak dalam bidang usaha pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan jalan tol. Segmennya meliputi bisnis jalan tol, pengoperasian, pemeliharaan, bisnis terkait dan lainnya. Layanan jalan tolnya juga meliputi layanan transaksi, lalu lintas, dan konstruksi jalan.
Berdasarkan segmennya, segmen tol berkontribusi sebesar Rp 6.1 triliun atau sekitar 68,7% dari total pendapatan JSMR di kuartal II-2023. Sementara itu, segmen usaha lainnya berkontribusi sebesar Rp 848.9 miliar atau sekitar 9,5% dan segmen konstruksi berkontribusi sebesar Rp 1.9 triliun atau sekitar 21,7% dari total pendapatan JSMR di kuartal II-2023. Nah, berdasarkan pembagian pendapatan berdasarkan segmen ini, dapat terlihat bahwa pendapatan JSMR sebagian besarnya ditopang oleh pendapatan dari segmen tol. Lantas, apakah momentum liburan natal 2023 dan tahun baru 2024 ini bakal menjadi angin segar untuk saham JSMR?
Q1 | Q2 | Q3 | Q4 | |
2022 | 3,668,874,000,000 | 3,871,453,000,000 | 4,180,564,000,000 | 4,861,958,000,000 |
2021 | 3,492,842,000,000 | 3,389,951,000,000 | 3,749,080,000,000 | 4,537,679,000,000 |
2020 | 4,178,114,000,000 | 2,596,586,000,000 | 3,772,416,000,000 | 3,156,905,000,000 |
2019 | 7,635,405,617,000 | 6,197,562,383,000 | 7,318,429,000,000 | 5,193,862,000,000 |
2018 | 9,635,608,598,000 | 9,025,020,020,000 | 8,723,890,112,000 | 9,589,555,956,000 |
2017 | 5,056,179,226,000 | 8,101,560,649,000 | 9,974,110,051,000 | 12,020,059,868,000 |
2016 | 2,901,146,503,000 | 3,810,310,265,000 | 4,199,397,514,000 | 5,929,722,070,000 |
2015 | 1,945,605,743,000 | 2,094,396,840,000 | 2,133,638,329,000 | 3,929,599,479,000 |
2014 | 2,054,746,186,000 | 2,384,313,167,000 | 2,162,348,884,000 | 2,469,550,413,000 |
2013 | 2,370,656,283,000 | 2,346,187,731,000 | 2,312,046,120,000 | 3,206,814,272,000 |
Berdasarkan data historis JSMR, dapat terlihat bahwa pendapatan JSMR cenderung meningkat pesat di kuartal IV atau disaat momentum natal dan tahun baru (nataru), ketimbang dengan momentum lebaran ataupun momentum di kuartal-kuartal lainnya. Meskipun pada tahun 2019 dan 2020 terlihat kuartal IV mengalami sedikit penurunan, hal ini masih tergolong wajar mengingat di tahun tersebut Indonesia tengah dilanda pandemi Covid-19, yang menyebabkan mobilitas masyarakat berkurang karena aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan lockdown.
Hasil survey Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun menunjukkan bahwa pergerakan masyarakat pada masa libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 diprediksi dapat mencapai 107,63 juta orang atau setara dengan 39,83% dari total populasi Indonesia. Angka ini pun meningkat 143,65% dibandingkan dengan periode nataru di tahun sebelumnya. Meningkatnya jumlah orang yang berpergian tentunya akan berdampak pada peningkatan penggunaan jalan tol, yang akhirnya juga berdampak pada saham JSMR. Lantas, melihat saham JSMR yang berpotensi ketiban berkah dari momentum nataru ini, apakah saham JSMR layak untuk dikoleksi?
Laporan Keuangan
2023 – Q2 | 2022 – Q2 | 2021 – Q2 | |
Laba Bersih | 1,148,678,000,000 | 734,759,000,000 | 855,633,000,000 |
Pendapatan | 8,923,769,000,000 | 7,540,327,000,000 | 6,882,793,000,000 |
Total Asset | 92,363,536,000,000 | 100,647,669,000,000 | 103,040,388,000,000 |
Total Liabilitas | 66,236,569,000,000 | 74,935,182,000,000 | 77,720,422,000,000 |
Total Ekuitas | 26,126,967,000,000 | 25,712,487,000,000 | 25,319,966,000,000 |
Berdasarkan laporan keuangannya, JSMR berhasil membukukan peningkatan laba bersih dari Rp 734,7 miliar menjadi Rp 1.1 triliun pada kuartal II-2023. Sejalan dengan itu, pendapatan perusahaan juga meningkat dari Rp 7.5 triliun menjadi Rp 8.9 triliun. Di sisi lain, aset perusahaan tercatat mengalami penurunan dari Rp 100.6 triliun menjadi Rp 92.3 triliun di kuartal II-2023. Liabilitas perusahaan juga berhasil diturunkan dari Rp 74.9 triliun menjadi Rp 66.2 triliun. Meskipun begitu, jumlah liabilitas perusahaan masih jauh lebih besar dibandingkan dengan ekuitas perusahaan yang tercatat mengalami sedikit peningkatan dari Rp 25.7 triliun menjadi Rp 26.1 triliun di kuartal II-2023.
Jumlah liabilitas yang jauh lebih besar dibandingkan ekuitasnya pun mengindikasikan bahwa perusahaan mungkin berada dalam kondisi yang kurang solid. Hal ini pun terlihat dari rasio debt-to-equity (DER) perusahaan yang tercatat sebesar 295.33%. Angka DER ratio yang berada diatas 200% pun biasanya mengindikasikan bahwa perusahaan sangat rawan dengan berbagai macam resiko, termasuk salah satunya kebangkrutan. Lantas, melihat utang perusahaan yang cukup besar ini, apakah saham JSMR ini masih layak untuk dikoleksi?
Mengingat Indonesia yang sudah dapat terbilang pulih dari pandemi Covid-19, maka mobilitas masyarakat pun diproyeksikan bakal terus meningkat kedepannya, sehingga berpotensi meningkatkan pendapatan JSMR. Di sisi lain, pembangunan jalan tol memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga ini pun menjadi salah satu alasan mengapa rasio DER JSMR begitu tinggi. JSMR juga tercatat rutin menerbitkan obligasi untuk membiayai pembangunan jalan tol. Adapun JSMR melalui PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB) baru saja memperoleh Kredit Sindikasi sebesar Rp 7,39 triliun untuk Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi pada 21 November 2023. Sekalipun begitu, dapat dilihat bahwa sampai saat ini, perusahaan belum pernah telat bayar ataupun default, yang menandakan bahwa sekalipun perusahaan memiliki utang yang tinggi, perusahaan masih mampu mengelola keuangannya dengan baik.
Sementara dari segi valuasi, saham JSMR dinilai masih memiliki valuasi yang cukup murah, dimana rasio Price-to-Earnings (PER) nya berada di kisaran 14.44x dan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 1.48x. Angka PER dan PBV yang masih tergolong masih cukup rendah ini pun mengindikasikan bahwa saham JSMR ini masih murah atau undervalued. Jadi, berdasarkan pemaparan di atas, saham JSMR layak mendapatkan rekomendasi BUY.
- PT. Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) adalah perusahaan yang utamanya bergerak dalam bidang usaha perdagangan eceran pakaian, sepatu, aksesoris, tas, dan peralatan olah raga. Adapun perusahaan beroperasi melalui empat segmen, yaitu segmen penjualan ritel, yang berfokus pada perdagangan pakaian, peralatan olah raga, mainan dan aksesoris, telepon seluler, tablet, dan komputer. Kemudian ada segmen departemen store, segmen kafe dan restoran, serta segmen lain-lainnya seperti pengembangan properti, holding investasi, pengoperasian toko buku, perdagangan dan manufaktur kerajinan tangan.
Berdasarkan segmennya, segmen penjualan ritel berkontribusi sebesar Rp 14.3 triliun atau sekitar 60,2% dari total pendapatan MAPI di kuartal III-2023. Sementara itu, segmen departemen store berkontribusi sebesar Rp 1.8 triliun atau sekitar 7,7%, segmen kafe dan restoran berkontribusi sebesar Rp 2.4 triliun atau sekitar 10,3%, serta segmen lainnya berkontribusi sebesar Rp 355.3 miliar atau sekitar 0,4% dari total pendapatan MAPI di kuartal III-2023. Nah, berdasarkan pembagian pendapatan berdasarkan segmen ini, dapat terlihat bahwa pendapatan MAPI sebagian besarnya ditopang oleh pendapatan dari segmen penjualan ritel. Lantas, bagaimana prospek penjualan ritel menjelang momentum akhir tahun 2023 ini?
Perusahaan yang bergerak di bidang ritel biasanya akan mendapatkan berkah di akhir tahun karena ada kenaikan konsumsi di tengah momentum natal dan tahun baru (nataru). Hal ini pun dibuktikan dengan laporan keuangan perusahaan selama 5 tahun terakhir yang tercatat selalu mengalami peningkatan pada kuartal keempat. cMeskipun begitu, ada satu tantangan yang dihadapi emiten ritel pada kuartal IV tahun 2023 ini, dimana perang antara Hamas dan Israel yang masih berlangsung hingga saat ini membuat masyarakat ramai-ramai menyerukan aksi boikot produk yang dianggap pro Israel. Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023, yang menyatakan bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina melawan agresi Israel dianggap sebagai kewajiban hukum, sementara mendukung Israel dan produk yang mendukung Israel dianggap haram. Lantas, apakah saham MAPI masih layak untuk dikoleksi ditengah ramainya aksi boikot ini?
Laporan Keuangan
2023 – Q3 | 2022 – Q3 | 2021 – Q3 | |
Laba Bersih | 1,489.110,000,000 | 1,496,599,000,000 | -83,449,000,000 |
Pendapatan | 23,792,490,000,000 | 18,821,175,000,000 | 12,080,468,000,000 |
Total Asset | 24,578,492,000,000 | 18,934,723,000,000 | 16,877,265,000,000 |
Total Liabilitas | 12,643,168,000,000 | 10,093,586,000,000 | 10,422,905,000,000 |
Total Ekuitas | 11,935,324,000,000 | 8,841,137,000,000 | 6,454,360,000,000 |
Berdasarkan laporan keuangannya, MAPI berhasil membukukan peningkatan pendapatan dari Rp 18.8 triliun menjadi Rp 23.7 triliun di kuartal III-2023. Meskipun begitu, sejumlah beban MAPI tercatat meningkat, seperti beban pokok penjualan naik 25,17% menjadi Rp 12.9 triliun, dan beban usaha juga turut meningkat 31,43% menjadi Rp 8.29 triliun sehingga membuat laba bersih perusahaan tergerus dari Rp 1.49 triliun menjadi Rp 1.48 triliun di kuartal III-2023.
Di sisi lain, aset perusahaan meningkat dari Rp 18.9 triliun menjadi Rp 24.5 triliun, ekuitas perusahaan juga naik dari Rp 8.8 triliun menjadi Rp 11.9 triliun, dan liabilitas perusahaan juga meningkat dari Rp 10.09 triliun menjadi Rp 12.6 triliun. Jumlah liabilitas yang meningkat dan jauh lebih besar dibandingkan dengan ekuitasnya pun menandakan bahwa perusahaan mungkin berada dalam kondisi yang kurang sehat. Hal ini pun terlihat dari rasio debt-to-equity (DER) perusahaan yang tercatat sebesar 132.10%. Lalu, melihat adanya aksi boikot terhadap produk pro-Israel dan juga kondisi fundamental perusahaan yang memiliki utang yang cukup besar ini, apakah saham MAPI ini masih layak untuk dikoleksi?
Sebagai informasi, MAPI melalui anak usahanya, yaitu PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) merupakan peritel yang mengelola sejumlah merek terkenal dari Starbucks hingga Zara di Indonesia. Starbucks sendiri termasuk dalam daftar produk yang diboikot masyarakat karena perusahaan ini dianggap mendukung Israel usai Starbucks menggugat serikat pekerjanya atas postingan mengenai konflik Israel-Hamas.
Jika aksi boikot ini hanya berlangsung dalam jangka pendek (1-3 minggu), maka dampaknya seharusnya tidak terlalu signifikan. Namun lain halnya jika aksi boikot ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang, dimana hal ini berpotensi mengurangi pendapatan bisnis ritel itu sendiri. Tak hanya itu, aksi boikot berkepanjangan ini juga berpotensi memicu aksi pengurangan tenaga kerja (PHK). Pasalnya, aksi boikot ini tentunya akan membuat masyarakat mengurangi konsumsinya akan merek tertentu, dimana hal ini akan berdampak pada penurunan produksi perusahaan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja.
Di samping itu, meskipun aksi boikot ini berpotensi mengurangi pendapatan MAPI di kuartal IV-2023, prospek MAPI masih positif mengingat adanya pesta demokrasi atau kampanye politik yang akan dimulai pada 28 November 2023 yang dapat mendorong konsumsi tambahan. Selain itu, jika Peraturan Pemerintah (PP) 51 2023 tentang upah minimum provinsi (UMP) berada di rentang 8% hingga 10%, maka kondisi ini bisa menguntungkan saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumsi pokok.
Adapun dari segi valuasi, saham MAPI dinilai sudah memiliki valuasi yang cukup mahal, dimana rasio Price-to-Earnings (PER) nya berada di kisaran 14.92x dan rasio Price to Book Value (PBV) nya berada di kisaran 3.10x. Angka PBV yang sudah menyentuh angka 3 ini pun mengindikasikan bahwa saham MAPI sudah tergolong cukup mahal. Meskipun begitu, melihat prospek saham MAPI yang masih cukup menjanjikan, saham MAPI ini pun masih layak untuk mendapatkan rekomendasi BUY.
- Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
PT Ace Hardware Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang utamanya berfokus sebagai peritel peralatan rumah tangga dan produk gaya hidup. Produk perseroan dipasarkan dengan berbagai merek dagang, antara lain Ace, Krisbow dan Kris. Melalui anak perusahaannya, PT Toys Game Indonesia, perusahaan juga bergerak dalam industri ritel mainan. Perusahaan mengoperasikan toko ritel produk perbaikan rumah dan gaya hidup dengan nama merek Ace, sementara toko dari bisnis mainannya dengan nama Toys Kingdom. Selain gerai offline, ACES juga memiliki toko online-nya sendiri.
Berdasarkan segmennya, segmen produk perbaikan rumah berkontribusi sebesar Rp 3.1 triliun atau sekitar 54,2% dari total pendapatan ACES di kuartal III-2023. Sementara itu, segmen produk gaya hidup berkontribusi sebesar Rp 2.2 triliun atau sekitar 39,1%, dan segmen produk permainan berkontribusi sebesar Rp 380.9 miliar atau sekitar 6,5% dari total pendapatan ACES di kuartal III-2023. Berdasarkan pembagian pendapatan berdasarkan segmen ini, dapat terlihat bahwa pendapatan ACES sebagian besarnya ditopang oleh penjualan dari segmen produk perbaikan rumah. Lantas, bagaimana prospek penjualan segmen ini di akhir tahun 2023 ini?
Tak jauh berbeda dengan MAPI, kuartal IV juga biasanya menjadi berkah bagi emiten peritelan seperti ACES seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat di tengah momentum nataru. Hal ini pun terlihat dari laporan keuangan perusahaan selama 5 tahun terakhir yang tercatat hampir selalu mengalami peningkatan pada kuartal keempat.
Q1 | Q2 | Q3 | Q4 | |
2022 | 1,626,507,283,738 | 1,681,350,000,024 | 1,587,232,059,480 | 1,867,713,998,900 |
2021 | 1,768,831,972,056 | 1,807,658,014,297 | 1,356,696,851,278 | 1,849,233,684,800 |
2020 | 1,966,961,763,940 | 1,684,586,998,960 | 1,828,843,157,740 | 2,036,779,689,831 |
2019 | 1,960,038,226,677 | 2,168,584,650,867 | 2,012,475,516,490 | 2,168,503,358,720 |
2018 | 1,599,302,610,300 | 1,840,307,919,400 | 1,822,330,210,200 | -2,882,136,439,547 |
Meskipun begitu, Rupiah yang melemah berpotensi membebani kinerja ACES, mengingat sekitar 90% produk ACES merupakan produk yang diimpor dari luar negeri, sehingga kekuatan mata uang akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perseroan. Sebagai informasi, Rupiah sudah hampir mendekati level Rp 16.000 atau tepatnya berada di level Rp 15.909 per dolar AS pada perdagangan 23 Oktober 2023. Meskipun begitu, nilai tukar Rupiah terpantau telah mengalami penguatan sekitar 2,8% sepanjang bulan November 2023 ini.
Rupiah pun diproyeksikan masih akan melanjutkan penguatan seiring dengan optimisme pasar yang memprediksikan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada bulan Desember mendatang, mengingat inflasi Amerika Serikat (AS) pada bulan Oktober tercatat menurun ke level 3,2% dari bulan sebelumnya yang berada di level 3,7%. Menguatnya Rupiah pun diproyeksikan dapat mengurangi beban ACES, sehingga kinerja fundamental perusahaan pun bisa lebih terjaga. Lantas, melihat prospek ACES yang cukup cerah ini, apakah saham ACES layak untuk dikoleksi?
Laporan Keuangan
2023 – Q3 | 2022 – Q3 | 2021 – Q3 | |
Laba Bersih | 485,834,701,915 | 351,712,922,867 | 322,854,926,946 |
Penjualan | 5,493,618,008,163 | 4,895,089,343,246 | 4,694,129,014,098 |
Total Asset | 7,428,435,158,824 | 7,120,123,032,174 | 6,925,598,830,757 |
Total Liabilitas | 1,541,294,090,822 | 1,602,363,785,343 | 1,929,965,671,284 |
Total Ekuitas | 5,887,141,068,002 | 5,517,759,246,831 | 4,995,633,159,473 |
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, ACES berhasil membukukan peningkatan laba bersih dari Rp 351.7 miliar menjadi Rp 485.8 miliar pada kuartal III-2023. Peningkatan laba bersih ini pun ditopang oleh penjualan perusahaan yang tercatat meningkat dari Rp 4.8 triliun menjadi Rp 5.4 triliun. Sejalan dengan itu, aset perusahaan pun tercatat mengalami peningkatan dari Rp 7.1 triliun menjadi Rp 7.4 triliun, dan ekuitas perusahaan juga naik dari Rp 5.5 triliun menjadi Rp 5.8 triliun di kuartal III-2023. Sementara itu, liabilitas perusahaan pun berhasil diturunkan dari Rp 1.6 triliun menjadi Rp 1.5 triliun, dan jumlah liabilitas ini pun jauh lebih kecil dibandingkan ekuitasnya yang mengindikasikan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang cukup sehat. Hal ini pun terlihat dari rasio debt-to-equity (DER) perusahaan yang tercatat hanya sebesar 26.37%.
Selain itu, kinerja ACES juga akan ditopang oleh ekspansi gerai dan promosi yang dilakukan perseroan. Sebagai informasi, ACES hingga kuartal III-2023 tercatat telah membuka 9 gerai baru dengan rincian 7 gerai di luar Jawa dan 2 gerai di di Jawa. Hal tersebut pun berhasil mendorong same-store sales growth (SSSG) di luar Jawa naik 16,3% YoY dan pulau Jawa (kecuali Jakarta) juga naik 8,7% YoY, serta SSSG Jakarta naik 7,7% YoY. Peningkatan SSSG ini pun berpotensi meningkatkan penjualan ACES kedepannya.
Adapun dari segi valuasi, saham ACES dinilai memiliki valuasi yang cukup mahal, dengan rasio Price-to-Earnings (PER) nya berada di kisaran 21.58x. Angka PER yang melebihi 15x ini pun mengindikasikan bahwa saham ACES sudah tergolong cukup mahal. Meskipun begitu, rasio Price to Book Value (PBV) ACES masih tergolong cukup murah, dengan kisaran 2.39x. Jadi, melihat prospek ACES yang cukup cerah karena didorong oleh momentum nataru serta ekspansi dan promosi yang dilakukan perusahaan, maka saham ACES ini pun layak untuk mendapatkan rekomendasi BUY.
Disclaimer:
Buletin ini dimaksudkan untuk tujuan informasi dan bukan sebagai dasar untuk membeli dan menjual keputusan. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa depan. Klien harus mengetahui dan memahami risiko di Pasar Modal dan memahami isi buletin sebelum mengambil tindakan terkait. Oleh karena itu, PT Fawz Finansial Indonesia tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung atau tidak langsung yang diderita oleh klien sebagai akibat dari penggunaan informasi dalam buletin ini.
By Aurel Fawz Finansial Indonesia