[Medan | 20 Juni 2024] Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar pada 19 – 20 Juni 2024. Selain menahan suku bunga acuan, BI juga menahan suku bunga deposit facility di level 5,50% dan suku bunga lending facility di level 7%.
Keputusan untuk kembali menahan suku bunga ini pun didasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertama, meskipun nilai tukar rupiah dalam satu bulan terakhir sempat menembus level terlemah ke lebih dari Rp 16.400 per dolar AS, namun dampaknya tidak hanya dirasakan oleh Indonesia. Beberapa mata uang Asia lainnya seperti Baht Thailand, Ringgit Malaysia, dan Won Korea Selatan juga mengalami depresiasi serupa. Adapun secara year-to-date (ytd), rupiah telah terdepresiasi sebesar 7,07%, menunjukkan kinerja yang moderat jika dibandingkan dengan mata uang lainnya.
Kedua, cadangan devisa Indonesia mengalami kenaikan sebesar US$ 2,8 miliar, naik dari US$ 136,2 miliar pada April 2024 menjadi US$ 138,97 miliar pada Mei 2024. Peningkatan cadangan devisa ini didorong oleh penerbitan obligasi global, arus masuk ke pasar obligasi domestik, dan investasi di Surat Berharga Negara (SRBI). BI menyatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor, dan juga setara pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Selanjutnya, inflasi juga terpantau dalam tren penurunan dan tetap berada dalam kisaran target BI, seiring dengan berkurangnya permintaan konsumen setelah Idul Fitri dan stabilnya harga bahan pangan berkat musim panen yang berlangsung. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, inflasi indeks harga konsumen (IHK) Indonesia pada Mei 2024 mencapai 2,84%, berada dalam kisaran target BI, yaitu 2,5 plus minus 1%.
Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan ini juga sejalan dengan perkembangan kondisi perkenomian global. BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global mencapai 3,2%, didorong oleh pemulihan ekonomi India dan China. Namun, pasar keuangan global masih diliputi ketidakpastian karena perbedaan kebijakan antara bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) dan bank sentral Eropa (European Central Bank). Adapun pada pertemuan Juni, ECB memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis points (bps). Sementara itu, The Fed masih mempertahankan tingkat suku bunga acuannya, dan diprediksi baru akan menurunkannya pada akhir tahun 2024.