[Medan | 30 Januari 2024] Harga saham PT Astra International Tbk (ASII), perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, industri, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa ini terpantau anjlok 2,86% ke level Rp 4.930 per saham pada perdagangan hari Senin (29/1/2024).
Saham ASII sendiri terpantau masih dalam tren pelemahan usai perusahaan kendaraan listrik asal China, Build Your Dream (BYD), secara resmi memasuki pasar Indonesia pada tanggal 18 Januari 2024 dengan peluncuran tiga model mobil listrik, yaitu BYD Seal, BYD Atto3, dan BYD Dolphin. Sejak awal tahun, investor asing pun terlihat melakukan penjualan saham ASII secara masif, dengan net foreign sell sebesar Rp 1,4 triliun, menjadikannya saham dengan net foreign sell tertinggi secara Year to Date (YTD).
Kehadiran BYD di pasar Indonesia diproyeksikan dapat membawa risiko penurunan pangsa pasar bagi PT Astra International Tbk (ASII). Pasalnya, BYD menawarkan kendaraan listrik dengan harga yang kompetitif dengan perkiraan berada di rentang Rp 400 juta hingga Rp 500 juta. Selain itu, BYD juga mendapatkan fasilitas insentif dari pemerintah untuk impor mobil listrik, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2023.
Bahkan, analis JP Morgan menilai hadirnya BYD akan menggerus pangsa pasar ASII mencapai 8% dalam dua tahun ke depan. JP Morgan juga memproyeksikan bahwa pangsa pasar ASII akan berkurang lebih cepat dari yang diantisipasi, karena pengiriman mobil listrik BYD di Indonesia akan dimulai pada 24 Maret 2024, lebih awal dari perkiraan sebelumnya pada Semester II-2024. JP Morgan juga mencatat minat konsumen Indonesia yang tinggi terhadap mobil listrik BYD.
Dengan mempertimbangkan sentimen ini, JP Morgan memprediksi bahwa laba bersih Astra International (ASII) pada tahun 2024 dan 2025 kemungkinan akan menurun masing-masing sebesar 10% dan 6%. Selain itu, kehadiran produsen otomotif Vietnam, VinFast, juga menambah ketidakpastian dalam arah pangsa pasar ASII di Indonesia. Produsen tersebut diketahui telah memastikan akan memasuki pasar kendaraan listrik di RI dengan nilai investasi mencapai US$1,2 miliar atau setara Rp 18,6 triliun.
Baca Juga: Mobil Listrik China BYD Masuk Indonesia, Bagaimana Nasib Saham ASII?