[Medan | 13 November 2023] Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru-baru ini mengeluarkan fatwa, yaitu Fatwa Nomor 83 Tahun 2023, yang mengatur tentang pembelian produk dari produsen yang mendukung agresi Israel terhadap Palestina. Fatwa ini menyatakan bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina melawan agresi Israel dianggap sebagai kewajiban hukum, sementara mendukung Israel dan produk yang mendukung Israel dianggap haram.
Fatwa MUI tersebut mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan yakni 8 November 2023, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya. Adapun salah satu brand yang diketahui mendukung Israel adalah Unilever. Lantas, bagaimana nasib PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) setelah aksi pemboikotan ini?
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kantar Group pada tahun 2022, dapat terlihat bahwa sejumlah produk Unilever turut masuk dalam daftar 20 brand dengan pilihan terbanyak dalam kategori Barang konsumen yang bergerak cepat di Indonesia. Adapun produk Unilever tersebut adalah Pepsodent di posisi ke-12, Lifebuoy di posisi ke-13, lalu diikuti oleh Sunlight di posisi 14, Bango di posisi ke-18, dan Rinso di posisi ke-19.
Dengan adanya aksi boikot ini, penjualan UNVR pun diperkirakan dapat mengalami penurunan. Apalagi mengingat banyak produk UNVR ini bisa digantikan dengan produk kompetitor yang bergerak dalam bidang yang sama, seperti pasta gigi Pepsodent yang dapat digantikan dengan merek lain seperti Ciptadent dari PT Lion Wings.
Sebagai informasi, laba bersih UNVR pada kuartal III-2023 tercatat menurun sebesar 9,32% dari Rp 4,61 triliun menjadi Rp 4,18 triliun. Penurunan ini pun didorong oleh penjualan perseroan yang turut melemah 3,26% dari Rp 31,53 triliun menjadi Rp 30,50 triliun. Adapun pada perdangan hari Jumat (11/11/2023), saham UNVR ditutup melemah 0,28% ke level Rp 3.590 per saham.
Baca Juga: Laba UNVR Anjlok 9%, Sahamnya Masih Layak Dikoleksi?