[Medan | 1 Februari 2024] PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), perusahaan yang bergerak dalam sektor perbankan ini berhasil mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 60,4 triliun di sepanjang tahun 2023. Angka tersebut pun berhasil meningkat 17,5% dibandingkan dengan capaian tahun 2022 yang sebesar Rp 51,4 triliun.
Pertumbuhan laba BBRI ini pun didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dari tahun sebelumnya sebesar Rp 124,59 triliun menjadi sebesar Rp 135,18 triliun. Tak hanya itu, pendapatan non bunga BRI juga tercatat meningkat 12,61% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 53,29 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari pos komisi dan administrasi yang mencapai Rp 20,74 triliun.
Baca Juga: Laba Bersih BCA Naik 19,4% Jadi Rp 48,6 Triliun Pada 2023
Di sisi lain, laba BRI juga tertahan oleh kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dalam periode 2023. CKPN BRI tercatat naik sekitar 7,81% YoY menjadi sebesar Rp 29,52 triliun. Sementara dari sisi penyaluran kredit, BRI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit 11,2% menjadi Rp 1.266,4 triliun. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih tinggi dari kredit secara industri yang sekitar 10,4% YoY.
Adapun segmen UMKM masih menjadi mayoritas penyaluran kredit BRI dengan porsi mencapai 84,4% atau senilai Rp 1.068,7 triliun. Alhasil, aset bank BBRI tercatat semakin jumbo mencapai Rp 1.965 triliun atau naik sekitar 5,36% YoY. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI hanya tumbuh mini 3,85% YoY menjadi Rp 1.358,32 triliun.
Adapun Instrumen deposito menjadi yang tumbuh paling cepat dari Rp 435,48 triliun menjadi Rp 484,26 triliun. Sementara, instrumen giro mengalami penurunan dari Rp 349,76 triliun menjadi Rp 346,12 triliun. Hal tersebut juga tercermin dari rasio Loan Deposit Ratio (LDR) yang mengalami kenaikan dan berada di level 84,2%, daripada tahun sebelumnya yang tercatat berada di level 79,17%.