[Medan | 2 Januari 2024] Mantan CEO yang kini menjabat sebagai komisaris PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Andre Soelistyo, menjual 100.000.000 saham Seri A GOTO yang dimiliki secara langsung dan tidak langsung atau setara dengan 0,01% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan, pada tanggal 22 Desember 2033 dengan harga penjualan rata-rata Rp 86 per saham.
Sebelumnya, pendiri Tokopedia sekaligus Komisaris GOTO, William Tanuwijaya, juga tercatat kembali melepas kepemilikan sahamnya di GOTO sebanyak 764,6 juta dalam rentang waktu 14 – 18 Desember 2023, di harga rata-rata penjualan Rp 91,71 per saham. Penjualan ini pun merupakan penjualan kedua William setelah sebelumnya ia sempat menjual saham Seri A miliknya sebanyak 332.220.000 saham atau 0,03% dari modal ditempatkan dan disetor GoTo, di harga Rp 78,89 per saham pada rentang waktu 9 – 13 Oktober lalu.
Di sisi lain, Direktur GOTO, Wei-Jye Jacky Lo, diketahui telah melakukan pembelian sebanyak 148,76 juta saham GOTO di harga Rp 2 per saham pada 18 Desember 2023. Selain Jacky, Direktur Utama GOTO, Patrick Sugito Walujo, juga tercatat melakukan transaksi pembelian saham perseroan sebanyak 56,18 juta lembar saham seri A atau setara dengan 0,005% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan, di harga Rp 89 per saham, sehingga pembelian saham yang dilakukan Patrick Walujo ini tercatat mencapai Rp 5 miliar. Lantas, apakah investor harus mengikuti jejak para komisaris yang menjual saham GOTO, atau malah mengikuti jejak para direktur yang memborong saham GOTO?
Jika dilihat dari prospek nya, saham GOTO berpotensi diuntungkan dari tren melandainya suku bunga The Fed. Pasalnya, saat suku bunga naik, investor biasanya cenderung menghindari berinvestasi di saham teknologi, karena tingkat investasi ke saham teknologi dan startup menjadi berisiko tinggi. Meskipun begitu, para ekonom memproyeksikan bahwa The Fed pada tahun 2024 akan mulai menahan kenaikan suku bunga dan bahkan mungkin menurunkannya. Hal ini pun tentunya berpotensi menguntungkan saham GOTO.
Selain itu, sentimen positif lainnya juga datang dari kerjasama TikTok dengan Tokopedia. Kerjasama ini diyakini dapat mengurangi beban GOTO, sehingga potensi perusahaan untuk membalikkan rugi menjadi laba pun bisa terealisasikan lebih cepat. Adapun pada kuartal III-2023, GOTO berhasil membukukan penurunan rugi bersih sebesar 53,2% dari Rp 20.3 triliun menjadi Rp 9.5 triliun.
Rugi bersih yang terus menurun setiap tahunnya ini pun menjadi pertanda bahwa GOTO sudah mulai menunjukkan perbaikan kinerja. Bahkan, jika GOTO mampu mempertahankan tren penurunan rugi bersih pada kuartal IV-2023, maka harga saham GOTO berpotensi untuk terus meningkat, dan tidak menutup kemungkinan untuk GOTO kembali ke harga IPO nya.